Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ ، هَذَا خَيْرٌ . فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ
“Barang siapa yang menginfakkan dua harta di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Barang siapa termasuk dari golongan ahli salat, dia akan dipanggil dari pintu salat. Barang siapa dari ahli jihad, dia akan dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa dari ahli puasa, dia akan dipanggil dari pintu Rayyan. Dan barang siapa dari ahli sedekah, dia akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa jalan menuju surga sangat beragam, tergantung pada kemampuan dan kecenderungan masing-masing hamba. Ada yang mudah baginya untuk berinfak, ada yang istikamah dalam berpuasa sunah, ada yang kuat dalam berjihad, dan ada pula yang tekun dalam salat malam. Semua bisa menjadi jalan meraih pahala dan surga.